Motor injeksi itu banyak keuntungannya. Selain emisi gas buang lebih ramah lingkungan dan lebih hemat bahan bakar karena asupan bensin ke ruang bakar diatur oleh komputer, waktu pemeriksaan dan perawatannya pun jauh lebih cepat.
Bahkan pengerjaan service berkala motor injeksi, dikatakan salah seorang Service Advisor Yamaha bisa memangkas waktu hingga 50% dibanding service berkala motor karburator. “Waktunya bisa 50% lebih cepat dibanding perawatan berkala motor karburator. Jadi konsumen tak terlalu lama menunggu,” papar Service Advisor Yamaha
Data Logger
Dengan sistem injeksi, diagnosa kerusakan motor bisa dideteksi melalui komputer yang dihubungkan ke ECU motor. Hanya dengan memainkan jari pada keyboard setelah kabel data logger tersambung ke ECU, langsung bisa diketahui apa saja penyakit yang diidap motor itu.
Menyambung Kabel Data Dari Komputer Ke ECU
Pelaksanaan pemeriksaannya mirip-mirip pemeriksaan darah di rumah sakit, dimana dari hasil pemeriksaan yang didapat, tiap bagian ada nilai toleransi yang tak boleh dilewati. Kalau melewati atau kurang dari batas toleransi, itu artinya bagian tersebut sedang dalam kondisi yang tak normal atau perlu perbaikan.
Penyetelan Kandungan CO
Penyakit yang diidap motor itu didapat dari ECU yang menerima informasi dari berbagai sensor yang ditanam di beberapa bagian mesin. Di antaranya IAPS (Intake Air Pressure Sensor), IATS (Intake air temperature sensor), TPS (Throtle Position Sensor), IAPS (Intake Air Presure Sensor) dan banyak lagi.
Dari hasil diagnosa itu mekanik bisa langsung memperbaiki bagian yang tak normal itu. Jika tak ada data yang menunjukkan kerusakan atau semua dalam kondisi normal, mekanik langsung mengerjakan perawatan berkala sesuai SOP (standard operating procedure) yang ditetapkan seperti pemeriksaan rantai, rem, ban dan kelistrikan.
sumber: gilamotor